Pansus RUU Pemilu 2019: Mengecewakan.

Lintas Dewata.wp.com 

Sabtu 3 Juni 2017

Ketua DPW Bali Partai Solidaritas Indonesia : I Nengah Yasa Adi Susanto

KETUA DPW PSI BALI, I NENGAH YASA ADI SUSANTO, S.H., M.H., CHT.,Kecewa dengan tidak diikutkannya PARPOL lama untuk Verifikasi KPU Sebagai Syarat Ikut PEMILU 2019. Ketua   DPW   PSI   Bali,   I   Nengah   Yasa   Adi   Susanto   yang   biasa   disapa   Bro   Adi menegaskan   bahwa terkait   dengan   keputusan   Pansus   RUU   PEMILU yang menyetujui syarat Parpol baru yang bisa ikut PEMILU 2019 nanti yakni hampir sama dengan dengan UU PEMILU sebelumnya yakni UU No. 8 Tahun 2012 sangat diapresiasi oleh politisi muda yang juga seorang Advokat ini namun disisi lainnya pihaknya   sangat   keberatan   bahwa   Parpol   lama   baik   yang   saat   ini   memiliki wakilnya di DPR maupun yang tidak tembus Parliamentary Thresold PEMILU 2014 lalu tidak mesti ikut verifikasi oleh KPU. Keputusan tidak mewajibkan Parpol lama ikut verifikasi KPU sebagai syarat bisa ikut PEMILU 2019 nanti sangatlah tidak fair dan   jauh   dari   asas   keadilan   serta   transparansi.   Harusnya   semua   Parpol diberlakukan  sama karena   di  dalam   hukum  ada  asas equality   before  the  law yakni asas persamaan hukum. Bro Adi menambahkan bahwa tidak ada jaminan kalau Parpol lama memiliki pengurus di seluruh provinsi, 75% di kabupaten/kotaserta 50% pengurus di kecamatan, bahkan beberapa Parpol lama sekarang lagi bermasalah   yakni   dualisme   kepengurusan   seperti   PKPI   dan   juga   PPP   jadi seharusnya ini dijadikan pertimbangan bahwa semua Parpol harus ikut verifikasi KPU.
Bro Adi menambahkan bahwa dengan disetujuinya RUU PEMILU ini berarti bila disahkan oleh DPR dan pemerintah maka seluruh Parpol lama yang ikut PEMILU 2014 lalu secara langsung bisa ikut PEMILU 2019 nanti dan ini sangat tidak adil. “Saya   heran   alasan   DPR   dan   Pemerintah   untuk   menghemat   biaya   dijadikan patokan untuk  tidak mengikutkan  Parpol  lama  tidak ikut veri’fikasi KPU  sangat tidak masuk akal, demokrasi itu memang mahal tapi kalau untuk mewujudkan demokrasi   yang   sebenarnya   kenapa   negara   harus   takut   mengeluarkan   uang,Anggota DPR ngotot  sampai sekarang ingin membangun  gedung baru dengan anggaran lebih dari 700 miliar dan apakah uang yang seharusnya dipakai untuk biaya  verifikasi  Parpol  lama  nantinya  akan  dipakai untuk membangun  gedung baru DPR?’’, tegas Bro Adi. Bro Adi menambahkan bahwa RUU PEMILU ini jika nanti disahkan sudah pastikan kita  judicial  review  di Mahkamah Konstitusi  khusus terkait  dengan   pasal yang   tidak   mengharuskan   Parpol   lama   ikut   veri’kasi.   DPR   dan   Pemerintah sepertinya tidak mau belajar dari masa lalu karena pada 2012 silam, MK melalui putusan No 52/PUU-X/2012 telah memutus bahwa semua parpol calon peserta pemilu   wajib diverifikasi ulang oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Mahkamah Konstitusi   besar   kemungkinan   akan   membatalkan   Pasal   yang   tidak mengharuskan Parpol lama ikut verifikasi dan ini akan menjadi bumerang bagi Parpol lama. Bayangkan nanti bila  Parpol lama sangat percaya diri bahwa MK tidak  mengabulkan  judicial   review  dari  Pasal  tersebut   kemudian mereka tidak menyiapkan diri  untuk proses verifikasi KPU namun putusan MK mengabulkan judicial   review  tersebut   maka   tentu  saja   ada   kemungkinan   Parpol   lama  yang

tidak bisa ikut PEMILU karena tidak lolos verifikasi KPU sedangkan Parpol baru justru   sangat   besar   kemungkinan   lolos   verifikasi   karena   mereka   telah mempersiapkan  diri   secara   matang termasuk  PSI.  Jadi  sepertinya Parpol lama ingin menggali lubang kuburnya sendiri.

Tinggalkan komentar